oleh Albertus Yuda Pratama
Universitas Pembangunan Jaya
Universitas Pembangunan Jaya
Pendahuluan
Limbah cairan merupakan
buangan atau bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Dalam air limbah terdapat
bahan kimia yang susah untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat
memberi kehidupan bagi kuman-kuman penyebab penyakit kolera,disentri, tipus dan
sebagainya. Agar tidak menimbulkan berbagai macam penyakit dan mengurangi air
limbah tersebut harus diolah. Di Indonesia sekitar 80% limbah yang mencemari
sungai adalah dari limbah greywater.
Terdapat dua macam limbah air rumah tangga. Yang
pertama adalah greywater. Greywater merupakan
limbah hasil sisa detergen, limbah dari dapur dan limbah bekas mandi. Limbah greywater atau juga sering disebut atau
limbah nonkakus. Limbah
air yang kedua adalah blackwater.
Blackwater merupakan limbah yang berasal dari kotoran manusia.
Beberapa
ahli sanitasi menambahkan satu kategori lagi untuk limbah tetesan AC dan kulkas
sebagai clearwater. Dalam kehidupan sehari-hari, clearwater umumnya
tidak berjumlah banyak, terutama dari kulkas, sehingga sulit diolah untuk
dimanfaatkan kembali. Tetesan AC jumlahnya agak lebih banyak dan bila
ditampung dalam wadah dapat langsung digunakan untuk keperluan bersih-bersih,
misalnya cuci piring atau pakaian.
Umumnya, orang membuang limbah greywater langsung ke selokan yang ada di depan rumah tanpa diolah terlebih dahulu,
akibatnya sungai yang menjadi tempat bermuaranya selokan tercemar, warnanya
menjadi coklat dan mengeluarkan bau busuk. Selain itu greywater bisa menyebabkan
ikan-ikan mati. Zat-zat polutan yang terkandung di dalam limbah juga bisa
menjadi sumber penyakit seperti kolera, disentri, dan berbagai penyakit lain. Ada
sebuah contoh di kota London tahun 1848
dan 1853. Pada jaman tersebut terjadi wabah kolera yang menewaskan 10.000
penduduk di sekitar sungai Themes.Ternyata wabah itu disebabkan sungai Themes
tercemar limbah rumah tangga.
Gambar 2 Limbah Greywater
http://jakarta.bisnis.com/read/20141220/77/384559/limbah-domestik-waduh-jadi-sumber-pencemaran-13-sungai-di-dki
http://jakarta.bisnis.com/read/20141220/77/384559/limbah-domestik-waduh-jadi-sumber-pencemaran-13-sungai-di-dki
Dampak Limbah Air
Tingkat pencemaran air
sungai di berbagai daerah di Indonesia sangat tinggi. Sepanjang tahun 2010
terjadi 79 kasus pencemaran lingkungan yang mencemari 65 sungai di Indonesia. Pada
tahun 2008 Asian Development Bank pernah menyebutkan pencemaran air di
Indonesia menimbulkan kerugian sekitar Rp 45 triliun per tahun, termasuk
kerugian di bidang pariwisata. Pemerintah telah berupaya membuat Indonesia
menjadi tempat pariwisata, namun kondisi lingkungan masih tidak mendukung.
Apalagi, sumber air untuk kebutuhan kita sehari-hari selama ini berasal dari
sungai-sungai tersebut. Salah satu sumber pencemar terbesar sungai-sungai di
Indonesia adalah limbah rumah tangga (blackwater dan greywater). Greywater
(limbah rumah tangga ringan) berasal dari air bekas cucian peralatan rumah
tangga, seperti peralatan makan, pakaian, dan lain-lain. “Sedikitnya 1,3 juta
meter kubik limbah cair rumah tangga dari 22 juta penduduk Jabodetabek
dialirkan ke sungai, belum termasuk penduduk di daerah perkotaan lain” (Badan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Jakarta, 2010).
Di beberapa wilayah di
Indonesia seperti Jakarta Timur dan Jakarta Utara, air bersih sudah menjadi
barang langka. Tidak hanya di Jakarta, kelangkaan air bersih sekarang ini
menjadi salah satu masalah di dunia. Kenaikan jumlah penduduk membuat kebutuhan
air semakin meningkat. Menurut National Water Company, rata-rata orang di rumah
menggunakan sekitar 1600 liter per hari untuk berbagai kebutuhan. Tiga
kebutuhan air terbesar dalam rumah tangga adalah untuk menyiram tanaman, mandi,
dan mencuci.
Mengolah Grey Water
Berbeda dengan blackwater, greywater tidak
dapat dibuang ke septic tank karena kandungan detergen dapat
membunuh bakteri pengurai yang dibutuhkan septic tank. Karena
itu, diperlukan pengolahan khusus yang dapat menetralisasi kandungan detergen
dan juga menangkap lemak. Cara yang paling sederhana mengatasi pencemaran greywater adalah
dengan menanami selokan dengan tanaman air yang bisa menyerap zat pencemar.
Tanaman yang bisa digunakan, antara lain jaringan, Pontederia cordata (bunga
ungu), lidi air, futoy ruas, Thypa angustifolia (bunga
coklat), melati air, dan lili air. Cara ini sangat mudah, tapi hanya bisa
menyerap sedikit zat pencemar dan tak bisa menyaring lemak dan sampah hasil
dapur yang ikut terbuang ke selokan.
Cara yang lebih efektif adalah membuat instalasi
pengolahan yang sering disebut dengan sistem pengolahan air limbah (SPAL). Dengan
bahan yang dibutuhkan yakni seperti bahan yang murah meriah sehingga mudah
untuk didapatkan. Instalasi SPAL terdiri dari dua bagian, yaitu bak pengumpul
dan tangki resapan. Di dalam bak pengumpul terdapat ruang untuk menampung
sampah yang dilengkapi dengan kasa 1 cm persegi, ruang untuk penangkap lemak,
dan ruang untuk menangkap pasir. Tangki resapan dibuat lebih rendah dari bak
pengumpul agar air dapat mengalir lancar. Di dalam tangki resapan ini terdapat
arang dan batu koral yang berfungsi untuk menyaring zat-zat pencemar yang ada
dalam greywater.
Cara
kerja Grey Water
Air bekas cucian atau bekas mandi dialirkan ke ruang
penangkap sampah yang telah dilengkapi dengan saringan di bagian dasarnya.
Sampah akan tersaring dan air akan mengalir masuk ke ruang di bawahnya. Jika
air mengandung pasir, pasir akan mengendap di dasar ruang ini, sedangkan
lapisan minyak karena berat jenisnya lebih ringan akan mengambang di ruang
penangkap lemak.Air yang telah bebas dari pasir, sampah, dan lemak akan
mengalir ke pipa yang berada di tengah-tengah tangki resapan.
Bagian bawah pipa tersebut diberi lubang sehingga air
akan keluar dari bagian bawah. Sebelum air menuju ke saluran pembuangan, air
akan melewati penyaring berupa batu koral dan batok kelapa. Beberapa kompleks
perumahan seperti Lippo Karawaci dan hampir semua apartemen telah memiliki
instalasi pengolah limbah greywater yang canggih dan
modern. Greywater yang telah diolah akan digunakan lagi untuk
menyiram tanaman, mengguyur kloset, dan untuk mencuci mobil. Di Singapura dan
negara-negara maju, greywater bahkan diolah lagi menjadi air
minum.
Gambar 3. Pengolahan Greywater
http://sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id/2012/04/greywater-dan-blackwater.html
http://sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id/2012/04/greywater-dan-blackwater.html
Pencapaian Saat Ini
Pada
saat ini masih jarang rumah yang memakai teknologi greywater. Padahal teknologi ini bisa dibilang sangat murah dan
barang-barng yang digunakan juga mudah untuk didapat.
Kebanyakan
masyarakat masih tidak memperdulikan limbah yang berasal dari rumah tangga,
padahal hal tersebut bisa membahayakan lingkungan sekitar.
Kesimpulan
Masyarakat
belum sadar akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dari limbah,
terutama pada limbah air greywater. Harus
ada sosialisasi dari pemerintah agar masyarakat mengerti tentang bahaya limbah
rumah tangga dan juga masyarakat bisa mengetahui bahwa menggunakan teknologi greywater murah dan mudah. Kita harus
mengintip ke negara singapura yang sudah bisa mengolah limbah grey water menjadi
air minum. Seharusnya setiap rumah tangga harus memiliki teknologi untuk
menyaring limbah greywater mengingat sungai
di Indonesia sudah sangat tercemar oleh limbah greywater.
Daftar
pustaka
http://www.kompasiana.com/anthonyagus/pengen-tahu-cara-mengolah-limbah-rumah-tangga_54f96cdea33311d7588b45c4 dikutip tanggal 3 oktober 2016
http://www.rmol.co/read/2013/03/16/102555/ATURAN-UNTUK-LIMBAH-
dikutip tanggal 10 oktober 2016
http://jakarta.bisnis.com/read/20141220/77/384559/limbah-domestik-waduh-jadi-sumber-pencemaran-13-sungai-di-dki
dikutip tanggal 10 oktober 2016
http://sigitwijionoarchitects.blogspot.co.id/2012/04/greywater-dan-blackwater.html
dikutip tanggal 10 oktober 2016